TechDaily.id – Google telah menambahkan lebih banyak alat AI ke hampir semua layanannya, dan dua lagi sedang dalam proses pengembangan.
Pertama, Google Photos menambahkan beberapa fitur kreasi baru bertenaga AI. Mulai hari ini, platform ini akan mendukung opsi foto-ke-video yang dapat menghasilkan klip berdurasi enam detik dari gambar diam di pustaka kamu.

Kemampuan ini didukung oleh mesin Veo 2 Google, dan pengguna dapat memilih “Gerakan halus” atau “Saya merasa beruntung” sebagai prompt untuk video mereka.
Google Photos juga mendapatkan fitur Remix yang menciptakan ulang gambar dalam gaya artistik lain, seperti anime, komik, sketsa, atau animasi 3D. Remix akan mulai diluncurkan dalam beberapa minggu mendatang untuk pengguna AS di Android dan iOS.
Alat-alat ini nantinya akan ditempatkan di tab Buat baru yang akan mulai diluncurkan dalam platform Google Photos di AS pada bulan Agustus, sebagaimana dikutip dari Endaget.
YouTube Shorts juga akan menambahkan kemampuan mengubah foto menjadi video. Fitur gratis ini akan hadir minggu depan di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Lebih banyak pasar akan menerima opsi ini akhir tahun ini.

Perusahaan mencatat bahwa, seperti Google Photos, fitur ini didukung oleh Veo 2, meskipun dukungan Veo 3 dijadwalkan akan hadir di YouTube Shorts akhir musim panas ini. Veo 2 juga mendukung alat efek generatif baru untuk video berdurasi pendek.
Google memperkenalkan opsi foto-ke-video ke aplikasi Gemini awal bulan ini, meskipun penggunaan alat tersebut memerlukan langganan.
YouTube Shorts: Fitur Video Pendek yang Semakin Populer dan Tantang TikTok
YouTube Shorts menjadi salah satu fitur video pendek paling populer saat ini. Diluncurkan pertama kali pada 2020 di India, YouTube Shorts kini telah hadir secara global, termasuk Indonesia, dan menjadi senjata utama YouTube dalam menyaingi dominasi TikTok di pasar video vertikal berdurasi singkat.
YouTube Shorts memungkinkan pengguna membuat dan membagikan video berdurasi maksimal 60 detik dengan format vertikal. Fitur ini terintegrasi langsung dalam aplikasi YouTube, sehingga memudahkan pembuat konten maupun penonton tanpa perlu mengunduh aplikasi terpisah.
Beragam tools kreatif disediakan di YouTube Shorts, mulai dari pengaturan kecepatan video, timer, hingga library musik berlisensi yang dapat digunakan gratis. YouTube juga menghadirkan fitur Remix yang memungkinkan pengguna membuat konten dengan memotong sebagian video Shorts lain atau video YouTube biasa untuk dijadikan bahan konten kreatif mereka.

Menurut laporan Google, jumlah penonton YouTube Shorts secara global telah menembus 2 miliar pengguna bulanan pada 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sejak fitur ini pertama kali diluncurkan, seiring semakin banyaknya kreator yang beralih ke format video pendek.
YouTube Shorts menjadi peluang besar bagi kreator untuk menjangkau audiens lebih luas dengan cepat. Video Shorts memiliki algoritma rekomendasi yang mirip TikTok, yaitu berdasarkan minat dan interaksi penonton, sehingga memungkinkan video menjadi viral meski akun kreatornya masih kecil.
Untuk mendukung para kreator, YouTube meluncurkan YouTube Shorts Fund senilai USD 100 juta pada 2021 dan kini telah beralih ke sistem monetisasi reguler melalui program partner. Kreator yang memenuhi syarat dapat memperoleh pendapatan dari iklan Shorts, fitur Super Thanks, hingga shopping tag yang terintegrasi.
Selain untuk hiburan, banyak kreator menggunakan YouTube Shorts sebagai media edukasi cepat, promosi produk, tutorial singkat, serta teaser video panjang mereka. YouTube sendiri menyebut Shorts efektif meningkatkan jam tayang dan subscriber channel utama karena menampilkan tombol subscribe langsung di layar Shorts.
Dalam pengembangannya, YouTube Shorts terus menambahkan fitur-fitur baru. Terbaru, Shorts kini mendukung efek green screen, pemotongan otomatis beat musik, dan caption otomatis untuk meningkatkan aksesibilitas. YouTube juga sedang menguji fitur belanja langsung di Shorts, memungkinkan pengguna membeli produk yang ditampilkan hanya dengan beberapa ketukan.
Kehadiran YouTube Shorts tidak hanya menguntungkan kreator, tetapi juga brand yang ingin menjangkau Gen Z dan milenial melalui kampanye video pendek. Dengan basis pengguna YouTube yang sangat besar, Shorts menjadi platform iklan video vertikal yang menjanjikan.
Ke depan, YouTube berkomitmen terus mengembangkan Shorts agar lebih kompetitif menghadapi TikTok dan Instagram Reels, serta memperluas ekosistem monetisasi untuk mendukung pertumbuhan kreator di seluruh dunia.