Kepritoday.com – STAIN Sultan Abdurrahman Kepri kembali menorehkan prestasi gemilang. Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam, Ramli Muasmara, M.Pd.I., berhasil meraih Juara I Lomba Pantun Melayu Internasional 2025. Kompetisi ini mempertemukan peserta dari berbagai perguruan tinggi ternama. Kamu pasti penasaran dengan detail kemenangan ini. Berikut ulasannya.
Kompetisi Bergengsi 2025
Lomba Pantun Melayu Internasional 2025 diikuti peserta dari universitas nasional dan internasional. Kategori Lomba Cipta Pantun dimenangkan STAIN SAR Kepri, mengungguli Universiti Sains Malaysia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Maritim Raja Ali Haji, dan Universitas Riau. Sementara itu, kategori Lomba Membaca Pantun diraih Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Sumatera Utara. Kompetisi ini menampilkan bakat peserta dalam mencipta dan menyampaikan pantun Melayu. Ramli Muasmara unggul dengan karya otentik yang kaya nilai budaya.
Lomba ini mengusung sub-kategori Membuat Naskah Pantun Berpantun Melayu. Kamu bisa mengirimkan maksimal lima pantun asli. Naskah ditulis dalam bahasa Melayu, disertai terjemahan bahasa Indonesia. Peserta juga harus menampilkan karya dalam video berdurasi maksimal lima menit. Aturannya ketat, naskah wajib mencerminkan ciri tradisional Melayu. Pantun tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, atau politik. Keren, bukan, bagaimana lomba ini menjaga kemurnian budaya Melayu?
Makna Kemenangan Ramli
Ramli Muasmara menyampaikan rasa syukur atas kemenangan ini. Baginya, ini bukan sekadar prestasi pribadi. Kemenangan ini menjadi wujud kontribusi nyata dalam melestarikan budaya Melayu. “Pantun adalah warisan budaya yang kaya akan estetika, etika, dan filosofi,” ujar Ramli pada Jumat, 19 September 2025. Menurutnya, lomba ini bukan hanya kompetisi. Ini adalah upaya menghidupkan tradisi berpantun sebagai identitas Melayu. Kamu setuju, kan, bahwa pantun punya peran besar untuk generasi muda?
Capaian ini juga memperkuat posisi STAIN SAR Kepri sebagai kampus yang peduli budaya. Kampus ini konsisten memadukan keislaman, kebudayaan Melayu, dan keilmuan. Prestasi Ramli menunjukkan komitmen STAIN dalam mengenalkan khazanah Melayu di tingkat global. Pantun Melayu bukan sekadar seni, tetapi juga jembatan budaya yang menghubungkan generasi.
Berikut perbandingan kategori lomba:
Lomba Cipta Pantun | STAIN SAR Kepri |
Lomba Membaca Pantun | Universitas Maritim Raja Ali Haji |
Prestasi ini membuktikan bahwa STAIN SAR Kepri mampu bersaing di kancah internasional. Pantun Melayu menjadi alat untuk memperkenalkan budaya lokal ke dunia. Kamu bisa bayangkan betapa bangganya komunitas akademik Kepri atas capaian ini. Kemenangan Ramli juga menginspirasi mahasiswa dan dosen lain untuk terus berkarya.
Lomba ini menunjukkan betapa kaya warisan budaya Melayu. Pantun bukan hanya rangkaian kata, tetapi juga cerminan nilai dan identitas. Melalui karya seperti ini, budaya Melayu terus hidup dan relevan. Kamu tertarik untuk mencoba membuat pantun Melayu sendiri? Siapa tahu, kamu bisa jadi penerus Ramli di masa depan.
Source: stainkepri.ac.id